Beranda » Imam Ali ra. » Ibnu Taymiah Berbohong Atas nama Sahabat dalam Pengutamaan Abu Bakar dan Umar ra.(1)

Ibnu Taymiah Berbohong Atas nama Sahabat dalam Pengutamaan Abu Bakar dan Umar ra.(1)

Masalah tafdhîl (pengutamaan) di antara sahabat telah masuk dalam daftar masalah-masalah yang dipolitisir oleh kepentingan kemazhaban. Ia menjadi ajang perbedaan dan perselisihan, bahkan pembid’ahan dan penyesatan. Para ulama dai berabagai mazhab; Ahlusunnah (dengan beragam kecenderungannya),  Mu’tazailah (dengan berbagai kelompoknya) dan Syi’ah (dengan cabangnya) telah melibatkan diri dalam mendiskusikan masalah ini.

Tetapi kali ini, kita akan melihat langsung pandangan Ibnu Taymiha dalam menyajikan dan menyikapi masalah ini.

Pandangan Ibnu Taymiah dalam masalah tafdhîl perlu mendapat sorotan mengingat:

A) Apa yang dilukiskan Ibnu Tyamiah dlam kanfas khayalannya tentang tafdhîl tidak pernah dikenal oleh para sahabat Nabi mulia saw. mereka tidak pernah mengenal apa yang dikatakan Ibnu Taymiah tentang ijmâ’ (konsensus) akan diutamakannya Abu Bakar atas Ali as… dan bahwa Abu Bakar, Umar dan Utsman lebih unggul/utama dari Ali as.

B) Umar sendiri –sebagai satu-satunya sahabat yang paling bersemangat meleba Abu Bakar di pertemuan Saqifah, ketika ia berdiri di antara Abu Ubaidah ibn al Jarrâh dan Abu Bakar dan kemudian membelakanginya dan mengulurkan tangannya kepada Abu Ubadah seraya berkata, ‘ulurkan tanganmu, aku akan membai’atmu -… Umar ibn al Khaththab tidak pernah mengenal apa yang dilukiskan Ibnu Taymiah itu! Ketika itu Umar tidak mengenal bahwa Abu Bakar itu lebih unggul dan utama dari Abu Ubaidah…!

C) Apa yang dilukiskan Ibnu Taymiah tentang tafdhîl tidak pernah di kenal oleh Mu’awiyah putra pasangan Abu Sufyan dan Hindun-penguyahj jantung paman kesayangan Nabi sa., Hamzah-… tidak pernah dikenal oleh Ibnu Abbas ra. Apa yang dilukiskan Ibnu Taymiah total berbeda dengan kenyataan yang terjadi di tengah-tengah umat ini sejak maa para sahabat Nabi mulia saw.

Ibnu Taymiah Dan Klaim Ijmâ’

Di sini dan demi kepentingan membela pendapatnya dan demi membodohi pembaca awam, Ibnu Taymiah mengaku-ngaku (seperti kebiasaanya dalam banyak kasus) telah terjadi ijmâ’, bahwa para sahabat telah bersepakat, tidak satupun berselisih! tentang pengutamaan Abu Bakar dan Umar atas Ali as dan seluruh sahabat, tanpa terkecuali!Ketika membantah bukti yang dikemukanan allamah al Hilli bahwa Ali as. paling  utamanya sahabat, bahkan selurh makhluk setelah Nabi Muhammad saw…. ketika itu Ibnu  Taymiah bangkit membantahnya seraya mengatakan:

أَمَّا أَئِمَّةُ الْمسلمينَ المشْهورينَ فَكُلُّهُم مُتَّفِقُونَ على أنَّ أبابكر وعمرَ أفضَلُ مِنْ عَلِيٍّ و عثمانَ. و نَقََلَ هذا الإجماعَ غيرُ واحِدٍ كما روَى البيهقِي في كتابِ مَناقِبِ الشافعي، قال: ما اختلفَ أَحَدٌ مِنَ الصحابَةِ و التابعين في تفضيْلِ أبي بكر و عمر و تَقْديمِهِما على جميعِ الصحابَةِ.

“Adapun para imam besar kaum Muslimin telah bersepakat bahwa Abu Bakar dan Umar lebih utama dari Utsman dan Ali. Dan ijmâ’ ini telah dinukil oleh banyak ulama’, sebagaimana al Baihaqi meriwayatkan dalam kitab Manâqi sy Syafi’i, ia berkata, ‘Tidak seorangpun dari sahabat dan tabi’in berselisih bahwa Abu Bakar dan Umar lebih afdhal atas seluruh sahabat.’”[1]

Tidak hanya sekali ini Ibnu Taymiah ngotot bahwa telah terjadi ijmâ dalam masalah ini, dalam banyak kesempatan ia tidak henti-hentinya memekikkan suara sumbang tersebut dan dalam banyak lembar bukunya ia membubuhkan klaim itu!Setelah menuduh beberapa ulama hadis Ahlusunnah -seperti Al Hakim, Abu Nu’aim, Ibnu Mardawaih, an Nasa’i dan Ibnu Abdil Barr sebagai Syi’ah dikarenakan meriwayatkan hadis-hadis tertentu tentang keutamaan Imam Ali as. dan kerena keengganan sebagian mereka meriwayatkan hadis tentang keutamaan Mu’awiyah-, Ibnu Tyamiah berkata:

لَكنْ تشَيُّعُهُ و تشَيُّعُ أمثالِهِ مِن أهلِ العلمِ بالحديثِ كالنسائي وابنِ عبدِ البرِّ و أمثالِهِما لا يَبْلُغُ إلى تفْضِيْلِهِ على أبي بكر و عمرَ. فلا يُعْرَفُ في علماءِ الحديثِ مَنْ يُفَضِلُهُ عليهِما، بَلْ غايةُ الْمُتَشّيِعِ منهُمْ أنْ يُفِضِّلُهُ على عثمانِ…

Akan tetapi kesyi’ahannya dan  kesyi’ahan orang-orang semisalnya dari kalangan ahli hadis seperti an Nasa’i dan Ibnu Abdil Barr dan selainnya tidak sampai mengutamakan Ali di atas Abu Bakar dan Umar. Maka tidak diketahui di antara ulama hadis ada seorang yang mengutamakan Ali di atas keduanya. Puncak yang diyakini seorang penyandang kesyi’ahan adalah mengutamakannya di atas Utsman… [2]

Tentang sikap Ibnu Abbas ra. dalam masalah tafdhîl, Ibnu Taymiah berkata:

مَنْ عرفَ حالَ ابنِ عباسِ علِمَ أَنَّهُ كان يُفَضِّلُ أبابكر وعمرَ علَى عَلِيٍّ-رضِيَ اللهُ عنهُمْ-.

Barangsiapa mengenal keadaan Ibnu Abbas  pasti ia mengetahui bahwa ia mengutamakan Abu bakar dan Umar atas Ali …” [3]

Tidak cukup dengan kepalsuan yang ia utarakan atas nama Ibnu Abbas ra. seorang, ia menambah kepalsuannya dengan mengatakan bahwa para imam Ahlulbait as. dan keluarga khusus Nabi saw. telah mengutamakan Abu bakar atas Imam Ali as. (seperti nanti akan dibicarakan secara khusus)…

Ikhtisar kata,  semua nama orang besar ia bawa-bawa demi mendukung ijmâ’ yang ia lahirkan secara haram itu !!

Antara Ibnu Taymiah dan Ibnu Hazm al Andalusi

Setiap pengkaji yang teliti pasti menyimpulkan bahwa Ibnu Hazm jauh lebih teliti dan lebih mendekati kebenaran ketika ia membirakan masalah ini, walaupun Ibnu Hazm seorang yang “mati-matian” dalam mempertahankan pandangannya!! Hanya saja ia tidak sampai batas menolak data-data gamblang yang bertolak belakang dengan pandangannya. Pada pembukaan pembicaraannya, Ibnu Hazm berkata demikian:

ذَهَبَ بَعضُ أهلِ السنةِ و بعض المعتزلة و بعض المرجئة و جميعُ الشيعة إلى أَنَ أفضَلَ الأُمَّةِ بعدَ رسولِ اللهِ (ص) علِيُّ بنُ أبي طالبٍ.

“Sebagian Ahlusunnah, sebagian Mu’tazilah dan sebagian Murji’ah serta seluruh Syi’ah berpendapat bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah paling afdhalnya umat ini setalah Rasulullah saw.”

Kemudian ia melanjutkan:

و قَدْ روينَا هذا القولَ نَصًّا عَنْ بَعْضِ الصحابَةِ (رضيَ اللهُ عنهم) و عن جماعَةٍ منَ التابعينَ و الفقهاءِ…و روينا عن نَحوِ عشرين من الصحابة أنَّ أكرمَ الناسِ على الله و رسولهِ عليًّ بنُ أبي طالبٍ.

“Dan telah kami riwayatkan pendapat ini seraca tegas dari sebagian sahabat –ra- dan sekelompok tabi’in dan fukaha (ahli fikih)…Kami telah meriwayatkan dari kurang lebih dua puluh sahabat pendapat bahwa paling utamanya manusia di sisi Allah dan Rasul-Nya adalah Ali ibn Abi Thalib ra.”[4]

Jadi, mana ijmâ’ produk Ibnu Taymiah itu? Ia tidak lebih sekedar khayalan dan angan-nagan bak fatamorgama dalam benak Anak Taymiah!!Ijmâ ala Ibnu Taymiah sepertinya bagai lelucon bagi Mu’awiyah yang menegaskan adanya ijmâ’ lain yang justru bertola belakang dengan ijmâ’ Ibnu Taymiah! Mua’wiyah ternyata mengakui bahwa para sahabat besar, termasuk Abu Bakar dan Umar telah mengakui bahwa Ali lebih utama dan lebih unggul dari semua sahabat!!

Dalam surat yang dilayangkan Mu’awiyah kepada Muhammad putra Khalifah Abu Bakar, ia menulsikan demikian:

قَدْ كُنَّا و أَبوكَ معنا في حياةِ نَبِيِّنا نرى حقَّ ابْنِ أبي طالبٍ لازِمًا لَنا، و فَضْلَهُ مُبَرَّزًا علَيْنَا، فلمَّا اخْتارَ اللهُ لِنبيِّهِ ما عندَهُ قَبَضَهُ إليهِ، فكانَ أبوكَ و فارُوقُهُ أوَّلَ مَنْ ابْتَزَّهُ و خالفَهَ، على ذلِكَ اتَّفَقَا و اتَّسَقَا.

Dan kami dahulu bersama ayahmu di masa hidup nabi kami memandang hak putra Abi Thalib adalah tetap atas kami, dan keunggulannya nyata mengungguli kami , lalu ketika Allah memilihkan untuk nabi-Nya apa yang ada di sisi-Nya, Dia mematikannya, maka ayahmu-lah bersama rekannya adalah orang pertama yang merampas dan menentangnya, atas dasar itu mereka berdua bersepakat dan bekerja sama!![5]

Dan ijmâ’ yang diakui Mu’awiyah di atas dapat pandangan Ibnu Abbas ra. adalah sebagai keyakinan yang mantap, dan ekerpastian yang tak diragukan. Data-data kehidupan Ibnu Abbas ra. adalah bukti nyata keyakinannya itu. Dengan tanpa gentar dan sedikitpun ragu-ragu Ibnu Abbas ra. meneriakkan suara haq itu di hadapan perusak konsep Syura (yang dibangakan Ahlusunnah sebagai konsep ideal Khilafah Islam)… Ya tanpa gentar Ibnu Abbas ra. menegaskannya di hadapan Mu’awiyah putra Abu Sufyân (pimpinan kaum Musyrikin dan kemudian menjadi pengayon kaum Munafikin)

Ibnu Abbas ra. berkata:

كانَ و اللهِ عَلَمَ الهُدَى و كهْفَ التُقَى… خيرَ مَنْ آمَنَ و اتَقَى، و أفْضَلَ مَنْ تقَمَّصَ و ارتدَى، و أبَرَّ مَنْ اتعَلَ وَ سَعَى… , هُوَ أبو السبطَيْنِ، فَهَلْ يُقارِنُهُ بَشَرٌ؟! … فَعلى مَن اتقَصَهُ لَعْنَةُ اللهِ و العبادِ إلى يومِ التنادِ

Demi Allah, Ali adalah panji petunjuk, hidayah, gua ketaqwaan… Dia sebaik-baik orang yang beriman dan bertaqwa, paling afdhal, utamanya orang yang bergamis dan memekai rida’, paling baktinya orang yang bersandal dan berjalan…  Dia adalah ayah bagi kedua cucu (Nabi saw.), lalu adakah yang menandinginya?!… Maka atas orang yang melecehkannya kutukan Allah dan kutukan hamba hingga hari kiamat.[6]

Kendati demikian, Ibnu Taymiah tetap saja tanpa sara tanggun jawab mengatakan bahwa siapa yang mengenal keadan Ibnu Abbas pasti ia tahu bahwa ia mengutamakan Abu Bakar dan Umar atas Ali!![7] (seperti akan kita bicarakan secara terpisah masalah ini)

Ibnu Taymiah Merobohkan Bangunan Ijmâ’ Sendiri

Dalam ksempatan ini, saya belum bermaksud membumi-hanguskan klaim palsu Ibnu Taymiah!Saya hanya ingin membuktikan bahwa apa yang ia katakan telah terjadi ijmâ’ dan kesepakatan para sahabat, tabi’în, para imam Syi’ah dan keluarga dekat Nabi saw. tentang pengutamaan Abu Bakar dan Umar atas Imam Ali as. adalah klaim palsu berdasarkan ucapan Ibnu Taymiah sendiri!!

Ini adalah sebuah contoh kontradiksi dalam pendapat dan klaim-klaim yang ia utarakan…Memang, man katsura kalâmuhu katsura khathauhu!

Coba Anda perhatikan poin-poin di bawah ini:

Pertama, Jika di sana Ibnu Taymiah telah melontarkan klaim ijma atas tafdhîl Abu Bakar, Umar bahkan Utsman atas Ali as. dan tidak seorangpun yang menentang masalah ini… maka ketahuilah bahwa dalam kesempatan lain, ia mundur teratur dalam klaim itu…

Sekarang ia mengatakan bahwa masalah tersebut adalah telah menjadi ajang perbedaan dan perselisihan sejak masa awal!

Ketika Allamah Hilli mengatakan bahwa Ali adalah paling afdhalnya makhluk setelah Rasulullah saw….

Ibnu Taymiah membantahnya dengan mengatakan:

وَ أيضًا فقولُهُ إنَّ عليّ بنَ أبي طالبٍ كان أفضَلَ الخلقِ بعدَ رسولِ اللهِ –صلى الله عليه (و آلهِ) و سلم دعْوَى مُجَرَّدَةٌ، تنازَعَ فيها الْمسلِمُون مِنَ الأولين  الآخرين.

Adapaun ucapannya bahwa “Ali adalah paling afdhalnya makhluk setelah Rasulullah saw.” adalah tu adalah klaim belaka. Masalah itu telah diperselisihkan oleh jumhur kauim Muslimin, baik yang generasi pertama maupun yang terakhir![8]

Subhanallah, di sana, di juz IV ia mengatakan telah terjadi ijmâ’, tidak ada yang memperselisihkan sama sekali masalah in… ternyata di sini, pada juz II halaman 119 ia mengatakan bahwa masalah itu telah menjadi ajang perbedaan dan perselisihan!! Apakah ia lupa apa yang ia tulis di juz II ini?

Ataukah emosi dan fanatisme buta yang menjadikannya melupakan apapun yang ia ketahui tentang adanya perbedaan kaum Muslimin sejak masa sahabat Nabi saw. agar kemudian ia dengan leluasa memproduksi ijmâ’ ?!

Yang pasti Ibnu Taymiah telah merobohkan ijmâ’ khayalannya sendiri!!

Kedua, Ibnu Taymiah berkata, “Jika ada yang berkata, ‘apabila apa telah sahih dari hadis-hadis tentang keutamaan Ali ra. seperti hadis “Aku akan serahkan bendera (pimpinan) kepada seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya”, hadis “Tidakkah engkau puas bahwa kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa” dan hadis “Ya hanya merekalah Ahlubaitku, maka hilangkan rijs dari mereka dan secikan mereka sesuci-sucinya” … apabila semua itu bukan khashaish, keistimewaan khusus Ali, akan tetapi juga disekutu oleh orang lain dalam hal itu, maka mengapakah sebagian sahabat berandai-andai memilikinya, seperti yang diriwayatkan dari Sa’ad ibn Abi Waqqâsh dan Umar ibn al Khaththab?Maka jawabnya adalah: Sesunguhnya pada yang demikian terdapat kesaksian dari Nabi saw. untuk Ali akan keimanannya baik secara batin maupun secara lahir, dan penetapan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya dan keharusan atas kaum Mukminin untuk mencintainya.[9]

Nah, sekarang, jika sahabat Umar, Sa’ad dan lainnya saja berandai-andai memiliki keutamaan seperti yang dimiliki Ali as., walaupun hanya satu saja, dan berangan-angan andai Nabi sa. sudi memberikan kesaksian akan keutamaan bagi mereka seperti yang diberikan untuk Ali… bukankah itu semua pengakuan dari mereka bahwa Ali as. adalah lebi unggul dari mereka?!

Adakah pengakuan melebihi apa yang mereka katakana?!Lalu dimanakah kesepakatan para sahabat, seperti yang diklaim Ibnu Taymiah itu?

Ketiga, Ternyata Ibnu Taymiha tidak berhenti di sini dalam mengakui adanya perselisihan dalam masalah ini, dan pengakuannya bahwa hanya Ali-lah yang telah mencapai kesempurnaan iman lahir-batin, akan tetapi ia lebih  jauh, pada lesempatan lain ia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakana sebelumnya dalam masalah tafdhîl Abu Bakar dan Umar atas Imam Ali as.!! Berdasar hadis-hadis sahih dalam keyakinannya, Ibnu Taymiah mengatakan bahwa Ahlulbait Nabi saw. lebih utama dan lebih ungul darti seluruh kaum Muslimin dan yang paling utamanya mereka setelah Nabi saw. adalah Ali as.!!

Demikian Ibnu Taymiah menyimpulkan dair hadis-hadis sahih, tentunya ketika duduk merenung di keheningan suasana nun jauh dari pertikaian mazhabiah seperti ketika ia menulis buku Minhaj as Sunnah-nya. Dalam suasana jauh dari memperdebatkan masalah-masalah memazhaban, Ibnu Taymiah dengan lancar tanpa terseot-seot oleh fanatisme mazhabiah ia menegaskan keunggulan bani Hasyim atas suku-suku laion dari bangsa Quraisy, apalagi dari selainnya!Ibnu Taymiah berkata, “Sesungguhnya bani Hasyim adalah paling unggulnya suku Quraisy, dan suku Quraisy adalah paling unggulnya bangsa Arab, dan bangsa Arab adalah paling unggulnya anak keturunan Adam, sebagaimana telah sahih dari Nabi saw. sabda dalam hads sahih, “Sesunggunhya Allah memilih keturunan Ismail, dan memilih Kinanah dari  keturunan Ismail, dan memilih Quraisy  dari  keturunan Kinanah, memilih bani Hasyim dari  suku Quraisy.”

Dalam Shahih Muslim dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda di Ghadir Khum, “Aku peringatkan kalian akan Ahlulbaitku! Aku peringatkan kalian akan Ahlulbaitku! Aku peringatkan kalian akan Ahlulbaitku!.”

Dalam kitab-kitab Sunan disebeutkan bahwa Abbas mengeluhkan kepada beliau saw. bahwa sebagian orang Quraisy menghinakan mereka (bani Hasyim), maka beliau saw. bersabda, “Demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya, tiada akan masuk surga sehingga mereka mencintai kalian karena Allah dank arena kecintaan kekerabatnku.”…

Dan apabila mereka itu paling afdhalnya makhluk maka tidak diragukan lagi bahwa amal-amal mereka adalah paling afdhalnya amal perbuatan!

Maka paling afdhalnya mereka adalah Rasulullah saw. yang tiada tandingan dari kalangan manusia.Maka orang mulia dari kalangan mereka tentu lebih utama dari orang mulia dari suku-suku Quraisy dan bangsa Arab lainnya bahkan dari bani Israil dan selainnya.Kemudian Ali, Hamzah, Ja’far, Ubaidullah ibn Harits adalah orang-orang pertama yang memeluk Islam dari kalangan Muhajirin, jadi mereka lebih afdhal dari sahabat peringkat thabaqah kedua dari suku-suku lain. Oleh sebab itu ketika hari perang Badar, Nabi saw. memerintah mereka untuk tampil berdual menghadapi kafir Quraisy![10]

Demikianlah apa yang dikatakan Ibnu Taymiah dalam kitabnya Ra’sul Husain, adakah kesamaran pada kata-katanya? Bukankah ia sebagai sebuah pengakuan tegas bahwa Ahlulbait lebih utama dan lebih unggul?! Perhatikan kata-kata Ibnu Taymiah ini: Maka orang mulia fadhil dari kalangan mereka tentu lebih utama dari orang mulia dari suku=suku Quraisy dan bangsa Arab lainnya bahkan dari bani Israil dan selainnya. Dan dan apabila mereka itu paling afdhalnya makhluk maka tidak diragukan lagi bahwa amal-amal mereka adalah paling afdhalnya amal perbuatan!

Dengan demikian ia semestinya menyahakan sesiapa yang menyalahi pendapat ini dalam maalah tafdhîl! Sebab pengutamaan Ahlulbait dan bani Hasyim bersifat rabbani, dari Allah SWT. Dan Allah-lah yang berkehendak menetapkan keunggulan mereka atas semua manusia!Sementara pengunggulan selain Ali atas Ali as. adalah omongan orang! Tetapi mengapa justru Ibnu Taymiah berpendapat sebaliknya, ia menyerang dan menghujat sesiapa yang mengutamakan Ali atas para sahabat, termasuk Abu Bakar dan Umar, dan dianggapnya pendapat itu mencemooah para sahabat yang –katanya- telah mengutmakan Utsman atas Ali! Lalu apalagi mengutamakan Ali di atas Abu Bakar dan Umar!

Apakah Ibnu Taymiah lupa bahwa dengan sikapnya itu ia bertentangan dengan sabda Nabi suci dalam hadis isthifâ’ yang ia sahihkan sendiri?!

Apakah pendapat segentir sahabat lebih diutamakan dari firman Alah dan sabda nabi-Nya?! Lalu apabila terjadi kontradiksi antara keduanya, manakah yang harus kita ambil, pendapat sahabat atau firman Allah dan sabda Nabi-Nya?!

Apakah firman Allah dan sabda Nabi-Nya akan kita campakkan hanya kerena omongan segentir sdahabat?!

Atau bahkan karena adanya ijmâ’ fikitif ala Ibnu Taymiah?


[1] Minhaj as Sunnah,4/98.

 

[2] Minhaj as Sunnah,4/99.

[3] Minhaj as Sunnah,3/213.

[4] Al Fishal fi al Milal wa an Nihal,4/111.

[5] Murûj adz Dzahab,3/12-13, Waq’at ash Shiffîn:118-120 dan Syarah Nahjil Balâghah,3/188.

[6] Murûj adz Dzahab,3/63.

[7] Minhaj as Sunnah,3/213.

[8] Minhaj as Sunnah,2/119.

[9] Minhaj as Sunnah,3/11-12.

[10] Ra’sul Husain:200-201.


23 Komentar

  1. darikata berkata:

    Om, teks latinnya digedein dong. susah bacanya nih.

    *********************
    -Jawaban Kami-

    ok om. kita akan coba gedein nanti!

  2. Aqly Ghalib berkata:

    Salam, saya baru buka blog ini, eh ternyata isinya menarik juga tuk yang pengen tau siapa sih sebenarnya gembongnya para pembenci Ali ra. itu.
    dalam masalah ini ya sebenarnya saya mau nanya ama ibn tay, tapi sayang dah mati, jadi tanya’nya ke pengikutnya aja, apa sih dalil kaum kok ndak mau tyau pokoe Ali kalah afdhol! Dari sisi apa sih orang itu dibilang paling afdhol?
    apa ada bukti yang dapat dibawa bahwa Ali memang kalah afdhol?
    jihadnya… pinternya…. keberaniannya…. gantengnya (apa ya ada yang lebih ganteng darinya?) dll dll dll.
    gitu aja kok repot!!!!!!!!!

    *****************
    -Jawaban Kami-

    Salam bang aqly
    mau tau siapa Ibnu Taymiah…. Mau tau bukti kenaifan Ibnu … di sini tempatnya. InsyaAllah anda tidak keliru berkunjung ke blog kami.

    Terima kasih.

  3. Fajar berkata:

    Saya setuju dengan blog ini. Rasulullah sudah menyatakan bahwa Imam Ali Wafaa Tajul Arifin adalah pintu ilmu beliau, jadi jangan coba-coba meninggalkan Imam Ali jika tidak mau Islamnya dianggap sesat. Banyak kita saksikan para pengikut WAHABI termasuk sebagian Islam di Indonesia sebagai pendukung-pendukung Ibnu Taymiah, dimana merekalah yang membenci Imam Ali dan pengikut-pengikutnya serta para pecinta Rasulullah. Buku-buku Ibnu Taymiah bertebaran di toko2 buku yang notabene katanya hanya menjual buku2 Islam. Secara tidak sadar mereka termasuk para pembenci Rasulullah dan keluarga kenabiannya atau ithrah yang suci, dan tunggulah janji Allah bagi mereka dimana ridho Allah dan syafaat Rasulullah dunia dan akhirat tidak akan pernah turun, yang ada juga azab dan bencana.

  4. Pecinta Ali berkata:

    Nampak sekali penulis blog ini ga pernah serius membaca Minhajus Sunnah. Nukilan-nukilannya ga ada yang nyambung. Seluruh ulama tahu bagaimana pernghargaan Ibnu Taimiyyah terhadap para Shahaba, terutama Khulafa’ Rasyidin, termasuk Ali bin Abi Thalib r.a. yang saya cintai itu.

    Naif memang…
    Silakan tarung sendiri dengan Ibnu Taimiyyah di hadapan Allah kelak di Hari Kiamat. Anda berani…?

    *****************
    -Jawaban Kami-

    Salam.
    Ini ciri ASBUN. Anda menuduh kami tidak pernah serius membaca Minhaj Sunnah… boleh aja kamu nuduh begitu, tapi ikuti terus blog ini anda akan kami banjiri dengan seribu satu bukti kedengkian Ibnu Taymiah kepada Imam Ali as.

    Coba mas bawakan satu bukti komentar Ibnu Taymiah tentang peperangan Imam Alias dengan para pemberontak itu yang tidak melecehkan Imam Ali as. …. saya tunggu!

  5. Said Bajreh berkata:

    Untuk Pak nang mengaku Pecinta Ali, boleh tau sejauh mana kemampuan dan keseriusan anda membeca Minhaj Sunnah; Ibnu Taimiyah?
    Apa data-data yang dimuat di sini tentang sikap Ibnu Taimiyah belum cukup akurat dalam pandangan anda?
    Mau perlu bukti seperti apa lagi pak.

  6. badebah berkata:

    salam.
    saya mau tanya bos,apa benar ibnu taymiah itu kafir?
    apa benar ibnu taymiah itu tidak mencintai keluarga nabi?

    ****************
    -Jawaban Kami-

    Salam…
    Jangan mudah mengafirkan orang yang bersyahadat dengan syahadatain…. kalau masalah kebenciannya kepada keluarga Nabi saw. itu bukan rahasia… ulama ahlusunnah telah mengungkapkannya.

  7. secondprince berkata:

    hmm ini memang salah satu kekeliruan dari Ibnu Taimiyyah
    saya pernah membaca bahwa dalam al Isti’ab Ibnu Abdil Barr beliau mengemukakan banyak sahabat yang mengutamakan Imam Ali as di atas Abu Bakar ra.
    satu-satunya dalil masalah keuatamaan Abu Bakar dibanding Ali ra adalah hadis riwayat Ibnu Umar, kalau nggak keberatan tolong dibahas
    saya hanya tahu kalau Yahya bin Muin menganggap hadis tersebut mengandung illat

  8. Anunya_anu berkata:

    Salam Kenal
    Saya merasa puas dengan artikel yang ditulis oleh pemilik blog ini, hamdulillah saya tercerahkan. saya tidak igin berkomentar panjang lebar.
    Yang saya inginkan:
    “marilah manusia2 yang masih mengaku Muslim berpikirlah yang positif, objektif sehingga kebenaran itu tidak samar2 lagi. Saya rasa blog ini sangat objektif ( tidak ngarang2)”

    ***************
    -Jawaban Kami-

    Salam kenal juga.
    Alhamdulillah anda merasa puas dan mendapat manfat dari artikel-artikel di sini. jangan lupa doanya untuk kesuksesan perjuangan ini.

  9. Sanrti NU berkata:

    Kebohongan Ibnu Taimiyah bukan sekali dua kali saya temukan.
    Ulama yang satu ini tidak punya wara’ dan taqwa sehingga main tolah sana sini atau nyeplos itu dan ini, yang pentimng bagi dia sepertinya asal ngomong.
    Blog ini adalah lembaran nyata kebohongan dan kebodohan Ibnu taimiyah kebanggaan kaum Salafiyyin.

  10. bahlul berkata:

    pecinta ali nulis :

    Silakan tarung sendiri dengan Ibnu Taimiyyah di hadapan Allah kelak di Hari Kiamat. Anda berani…?
    —————-

    SAYA BERANIIII….!!!!!!!
    JANGANKAN CUMA 1 IBN TAIKMIYAH, 1000 TAIKMIYAHPUN SAYA HADAPIN…

  11. Badari berkata:

    Tulisan ini merupakan bagian pertama (judulnya pakai nomor [1]). Sudahkah ada lanjutan bagian keduanya? Ditunggu tulisan2 analisis selanjutnya. Syukron. Salam ‘alaikum.

    ******************
    -Jawaban Kami-

    Salam ‘alaikum
    Insyaallah. Doanya agar Allah memberikan taufiq-Nya.

  12. samin untung berkata:

    Suhbanallah, kok bisa-bisanya ya ‘Syeikhul Islam’nya orang-orang salafiyah berbohong atas nama ilmu pengetahuan! Lebih dari itu “Syeikul Islam” yang satu ini kok sering plenca-plence…. sekali bilang sudah ijma’ eh besoknya bilang masalah ini ataom itu masih diperselisihkan! Sekarang aku jadi lebih yakin dari gaya dan mentalitas syeikhnya ini mereka yang salafiyun itu juga tidak malu-malu untuk plenca and plence dalam keterangann mereka! WEs aku sakarang tau kalau semua yang membenci (walaupun nggak ngaku sih) Ali bin Abi Thalib -Karramallahu wajhahu)bermakmum kepada ibnu Tay yang satu ini. Aku berharap jangan berhenti mengoncei dan melontosi kesesatan dan pernyelenehan para penganjur kesesatan!
    Allahu Akbar!!!!
    Allahu Akbar!!!!
    Allahu Akbar!!!!
    Kharibat Khaibar wa Halaka man ‘Anil Haqqi adbar!

  13. Bagir berkata:

    Salam….

    Bukan berita baru, hanya saja orang2 jaman sekarang ini “ga siap mental” jika membaca kenyataan mengenai kebencian ulama2 gadungan terhadap Ahlul Bait as..ini baru Ibn Taymiyah, belum lg yg menyakiti Fathimah as.

    suatu pencerahan dari Blog yg sangat kaya ilmu, maju terus buat blog ini..!

    Ala Nabi wa Aalihi sholawat..!

    Wassalam

  14. Budi berkata:

    Setahu saya memang sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman adalah sahabat utama berdasarkan hadits berikut ini :

    Berkata Abdullah bin Umar radhiyallaHu ‘anHu, “Kami mengatakan, sementara Rasulullah ada di tengah kami, ‘Sesungguhnya manusia terbaik setelah Rasulullah adalah Abu Bakar, Umar dan Utsman’, dan Nabi mendengar ucapan itu, namun beliau tidak mengingkarinya” (HR. al Bukhari dan Ahmad)

    Budi

    Salam.

    Hadis itu ada masalah dalam kualitasnya….

  15. Ari berkata:

    Tulisannyo KECIIIIIIIIIIIIIIIIIIIK NIAAAAAAAAAAAN,
    sakit MATOOOOOOOOOO baconyo

  16. haidarah berkata:

    Abu bakar dan Umar adalah salah satu sahabat nabi yang dilaknat Allah dan RasulNya.
    Yaitu pada saat Rasulullah memerintahkan sahabat2nya berangkat dalam pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid, ketika itu sahabat2 beliau enggan untuk mematuhinya, sehingga beliau bersabda : ” Allah melaknati orang yang mengundurkan diri dari pasukan Usama”, lalu kemudian banyak sahabat yang mengundurkan diri termasuk Abu bakar dan Umar. Jadi jelaslah Abu bakar dan Umar dilaknat oleh Allah.
    Salam

    Kami Menjawab:

    Sepertinya bukti kamu itu belum cukup bung!
    Apa ada bukti bahwa beliau berdua mengundurkan diri dari pasukan Usamah? Harsu ada bukti yang kuat dan sahih.
    Selain laknat melaknat bukan kebiasan yang baik…
    Jadi saudara perlu menghormati orang lain.

  17. Abu Shafiyyah Huda Al Bantuly berkata:

    menutip : Setahu saya memang sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman adalah sahabat utama berdasarkan hadits berikut ini :

    Berkata Abdullah bin Umar radhiyallaHu ‘anHu, “Kami mengatakan, sementara Rasulullah ada di tengah kami, ‘Sesungguhnya manusia terbaik setelah Rasulullah adalah Abu Bakar, Umar dan Utsman’, dan Nabi mendengar ucapan itu, namun beliau tidak mengingkarinya” (HR. al Bukhari dan Ahmad)

    Jawab mu webmaster Hadis itu ada masalah dalam kualitasnya….
    Saya minta :
    jawab dunk ..apa bayan kamu hadits ini gak berkualitas ???secara ilmiah yeee…..he he he…walau kalian buat 1000 blog ato web spt ini Islam akan tetap mulia…!! dengan manhaj Salaf-Nya..bukan dengan cara Anak keturunan Abdulloh bin Saba’….he he he

    Kami menjawab:

    Semua sudah dibeber di sini, baca dan teliti…. Iskam pasti akan berjaya hingga akhir zaman di bawah pimpinan al mahdi seperti disebutkan dalam banyak hadis shshihah.
    Islam pasti akan berjaya, tapi bukan islam buatan para penjajah.. bukan islamnya:الأعراب أشد كفرا و نفاقا

  18. Gandung berkata:

    ahhh… ane mah hanya punya satu sikap, yaitu “Cinta Allah dan Rasulnya”. Manakala Allah berfirman Cintailah dan taatilah Rasul, ane ngikut. Terus waktu Rasul bersabda :” Cintailah Aku karena kecintaanmu pada Allah”, ane ngikut. Trus lagi wajtu Rasul bersabda :” Dengan kecintaanmu padaku, maka cintailah ahlulbaitku, ane ngikut aje.

    CINTA dan BENCI tidak dapat bersanding dalam hatiku. manakala aku mencintai Rasul, maka bisakah aku mencintai yang menghujat dan memusuhinya..? manakala aku mencintai ahlul bait Rasul, maka bisakah aku sekalgus mencintai pula yang memusuhinya, membencinya, dan mengkhianatinya…?

    jadi,… kalau aku mencintai Imam Ali, maka mustahil aku mencintai si taikmiyah ini…..!!
    manakala aku mencinai Fathimah as, mustahil aku mencinai orang-orang yang menyakitinya…!!
    manakala aku mencintai Imam Hussein, mustahil aku mencintai yazid dan antek-anteknya…!!
    manakala aku mencintai Syiah Ali, mustahil aku mencintai wahhaabi…!!

  19. aburahat berkata:

    @Zainal
    Mas Zainal meminta bukti dr sdr Haidarah atas kata2nya. Memang benar jgn asal ngomong saja. Yg setahu saya menurut kitab Al-Muraja’at hal 310-311 dan An-Nash wa al-Ijtihad hal 15-19 membicarakan bahwa mereka2 yg kemudian menjadi khalifa enggan mengikuti Usamah dan berusaha menghambat perjalanan tsb. Jadi pasukan yg berkumpul di Jurf tdk jdi berangkat krn keadaan Nabi makin parah. Inilah alasan ulama beberapa mazhab utk membala sahabat yg membangkang. Apakah Rasul mengutuk atas perbuatan mereka Wallahu ‘alam. Tp yg pasti Allah akan mengutuk krn berani membangkang perintah kekasihnya

  20. dimas berkata:

    menurut hemat saya focus pada artikel yang dibahas, kalau ada yang salah disanggah dengan dalil yang kuat…gitu aja kok repot, kan mas admin bersedia melayani …..6_^
    ya kan mas……………….

  21. ibnu marwan berkata:

    maaf, anda baca kitab minhajus sunnah tu kitab asli ato terjemahan??
    ato ngutip dr kitab laen?? jwbn secepatnya…

    Salamun Alaikum

    Alhamdulillah kami bukan asal-asalan dalam menulis artikel di sini…. kami rujuk langsung ke kitab Minhaj as Sunnah cetakan Darul Kotob al Ilmiah Beirut.
    jadi jangan khawatir kami amatiran.
    terima kasih

  22. Banyak shiah kat sini rupanya..patutlah hina syeikhul ibn taymiah tanpa ada belas kasihannya..xper lah..ikut suka kau lah..yang penting di sisi tuhan..di sisi manusia beliau sudah pon meninggal dunia..so xde mslh..

    Yang pasti penyokong shiah sume..hati2,kalian adalah antara penyimpang yang berbahaya..jgn smpi di laknat tuhan kerana kesalahan kamu..

    Kembalilah kepada Ahlul Sunnah Wal Jamaah..

    Bahaya blog ni..kena bgtau orang jgn masuk dan baca..

    Kami Menjawab:

    Bicara apa kao pak cik… pikirlah dulu bila na’ ngomong!

  23. SantoSO berkata:

    Isi nya benar maksudnya tidak benar !!!!!
    hal karena berangkat dari epistemolgi yang subyektif.
    Dalam pemikiran Islam, bisa dimungkinkan perbedaan itu..bisa menurut satu versi benar, menurut versi lain berlainan :
    Hal ini terjadinya ikhtilaf dikalangan ‘Ulama terhadap persoalan dien sudah sejak lama terjadi. Perbedaan muncul setelah wafatnya Rasulullah saw wafat. ketika Rasul masih hidup, semua persoalan umat Islam diputuskan melalui wahyu Allah swt melalui LISAN Kanjeng Nabi Muhammad S.A.W. namun setelah beliau wafat para sahabat melakukan IJTIHAD sendiri berdasarkan Qur’an dan Sunnah. Namun perlu diketaui perbedaan itu terjadi dalam masalah furuiyyah, bukan pada iqtiqodiyah. dan ikhtilaf biasanya terjadi karena didasari oleh argumentasi yang sama-sama mafhum menurut ilu yang mereka fahami/miliki.
    Menyadari perbedaan dikalangan Ulama (Baik Ulama dari kalangan Ibnu Taymiyah-M.Abd.Wahab atau Ulama As ariyah, adalah sesuatu yang tidak bisa dielekan, para ulama Ushul merumuskan sebuah kaidah yang berbunyi ” KEBENARAN DALAM PERKARA FUR’IYYAH ITU BANYAK:.
    Ini berarti menunjukan bahwa kebenaran dalam perkara itu tidak bisa/mampu diseragamkan menjadi satu oleh ribuan ulama. MAKA sikap yang ahsan adalah mencontoh mereka dalam menyikapi perbedaan.
    Berikut ini aq tuliskan adab-adab yang sebaiknya dimiliiki oleh setiap muslim baik yang mengaku ASWAJa ataupun yang Melaksanakan sesuai Qur’an dan Sunnah al maqbulah, dalam menyikapi perbedaan :
    1. Setiap orang harus memberishkan diri dari ta’sub (fanatik) mazhab secara berlebihan, karena mazhab bukanlah penyebab pemecah belah umat (apalagi Ibnu Taymiyah maupun M. Abdul Wahab atau As’Ariyah).
    2. Tidak boleh memaksa orang lain menerima pandangan kita dalam masalah pendapatnya.
    3. Tidak mencelah dan menentang amalan khilafiyah..termasuk juga Ulamanya..yang kita anut. Imam AL Shatibi menulis “, Sesungguhnya perbedaan pendapat terjadi pada jaman Sahabat hingga saat ini berlaku dalam masalah Ijtihadiyah. Pertama kali Zaman Kholifaur Rosyidin dan sahabat-sahabat lain sampai jaman tabiin. namun mereka tidak saling mencela diantara satu sama lainnya.
    4. harus memiliki adab terhadap Ulama yang berbeda pandangan dengan kita, dengan tidak menuduh mereka bid’ah dholalah atas amalan yang ikhtilaf.
    5.Bagai para dai. atau tukang blog harus bersikap bijak dalam menangani perbedaaan.
    6. Bagi Tukang Bloh atau Dai.., sebaiknya memfokuskan isi nasihatnya /ceramahnya atau blognya untuk membentengai umat islam dari aliran sesat yang telah disesat fatwa MUI sperti ; Ahmadiyah,Lia Eden, al Qiyadah Musadek..
    Demikian maslah ini jangan menjadikan umat ini lemah sebab musuh-musuh Islam nanti akan mempermainkan umat ini yang terbaik (ISlam).
    Trims.
    Balas

Tinggalkan komentar

Negara Tamu